Looking For Anything Specific?

Mengkurikulumkan Kejadian 1 sampai 12 dan Matius 5

Saya menggunakan beberapa istilah yang merujuk pada ciri khas saya dalam menulis yaitu "mengkurikulumkan Alkitab dalam Kurikulum Sekolah Minggu, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan sejenisnya". Selain itu, saya juga menggunakan istilah desain kurikulum. Dalam konteks Sekolah Gereja atau Sekolah Minggu, saya menggunakan istilah Mendesain Kurikulum Sekolah Minggu Berbasis Alkitab. Tidak hanya pada sekolah minggu tetapi mendesain kurikulum dapat juga diterapkan pada sekolah formal seperti Mendesain Kurikulum Pendidikan Agama Kristen Berbasis Alkitab untuk Siswa SD, SMP, SMA/SMU/SMTK sampai perguruan tinggi yang berbentuk sekolah tinggi, instutut maupun universitas.Selain itu dapat pula dilakukan untuk ibadah keluarga. Misalnya Alkitab dalam kurikulum keluarga. Dalam hal ini, kita perlu menyusunnya dalam 4 komponen kurikulum sebagaimana yang dikenal secara umum. Komponen yang dimaksud yaitu tujuan, materi, proses dan evaluasi.

Beberapa waktu yang lalu saya menyampaikan kepada mahasiswa saya untuk meneliti tentang beberapa judul yang saya berikan yaitu:

1. Mengkurikulumkan Kejadian Pasal 1 Untuk SM Usia .... atau

     Mendesain Kurikulum Berbasis Kitab Kejadian Pasal 1

2. Mengkurikulumkan Kejadian Pasal 2 Untuk SM Usia .... atau

     Mendesain Kurikulum Berbasis Kitab Kejadian Pasal 2

3. Mengkurikulumkan Kejadian Pasal 3 Untuk SM Usia .... atau

     Mendesain Kurikulum Berbasis Kitab Kejadian Pasal 3

4. Mengkurikulumkan Kejadian Pasal 4 Untuk SM Usia .... atau

     Mendesain Kurikulum Berbasis Kitab Kejadian Pasal 4

5. Mengkurikulumkan Kejadian Pasal 5 Untuk SM Usia .... atau

     Mendesain Kurikulum Berbasis Kitab Kejadian Pasal 5

6. Mengkurikulumkan Kejadian Pasal 6 Untuk SM Usia .... atau

     Mendesain Kurikulum Berbasis Kitab Kejadian Pasal 6

7. Mengkurikulumkan Kejadian Pasal 7 Untuk SM Usia .... atau

     Mendesain Kurikulum Berbasis Kitab Kejadian Pasal 7

8. Mengkurikulumkan Kejadian Pasal 8 Untuk SM Usia .... atau

     Mendesain Kurikulum Berbasis Kitab Kejadian Pasal 8

9. Mengkurikulumkan Kejadian Pasal 9 Untuk SM Usia .... atau

     Mendesain Kurikulum Berbasis Kitab Kejadian Pasal  9

10. Mengkurikulumkan Kejadian Pasal 10 Untuk SM Usia .... atau

     Mendesain Kurikulum Berbasis Kitab Kejadian Pasal 10

11. Mengkurikulumkan Kejadian Pasal 11 Untuk SM Usia .... atau

     Mendesain Kurikulum Berbasis Kitab Kejadian Pasal 11

12. Mengkurikulumkan Kejadian Pasal 12 Untuk SM Usia .... atau

     Mendesain Kurikulum Berbasis Kitab Kejadian Pasal 12

12 (duabelas) judul di atas adalah judul yang saya berikan kepada mahasiswa yang mengikuti Mata Kuliah "Desain Kurikulum Sekolah Minggu". Mata kuliah ini merupakan mata kuliah institusi yang tentunya lahir dari visi yang disung oleh Sekolah Tinggi Teologi IKSM Santosa Asih. Dalam singkatan IKSM (Intitut Keguruan Seokolah Minggu) jelas nampak ciri khas dari STT ini yaitu perhatian pada pelayanan Sekolah Minggu yang dapat ditangani secara profesional oleh tenaga-tenaga profesional. Memang Sekolah Minggu telah menjadi istilah yang diperdebatkan, apakah SM masuk ranah sekolah  formal atau non formal. Tentu dari sisi sejarah, SM sebagai bagian pelayanan Gereja. Sehingga Sekolah Minggu sebenar bagian dari ibadah Pelayanan Gereja. Dalam gereja ada tugas mengajar yang diberikan kepala Gereja yaitu Yesus Kristus. Dialah yang memberi mandat ilahi atau sering disebut mandat pekabaran Injil. Saya menyebutnya dengan istilah mandat Didaktik. Artinya Yesus memberi perintah Agung kepada gereja untuk mendidik dan mengajar anggota gereja sepanjang zaman. Teks Alkitab dapat dilihat dalam Matius 28:19.

Jadi, untuk pelayanan Sekolah Minggu saya mengusulkan penggunaan istilah Desain Kurikulum SM, Mengkurikulumkan Alkitab dalam artian setiap ayat atau pasal yang dijadikan sebagai bahan pelajaran SM. Misal saya mengambil Matius 5:1-12. Berdasarkan teks ini kita mengkurikulumkan untuk pengalaman belajar peserta sekolah minggu untuk usia tertentu. Kata "mengkurikulumkan" yang saya pakai disini tentu merujuk pada definisi kurikulum dalam UU Sikdiknas yang mengartikan kurikulum adalah seperangkat rencana yang mengatur tujuan, materi, proses dan evaluasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ada 4 komponen dalam definisi di atas, yaitu (1) Komponen tujuan, (2) komponen Materi (3) Komponen Proses yang terdiri dari pemilihan dan penggunaan strategi dan metode serta media. Sedangkan komponen ke-4 yaitu evaluasi atau penilaian. Dengan demikian, frasa mengkurikulumkan Matius 5:1-12 berarti merencanakan:

1. Tujuan

2. Materi

3. Proses

4. Evaluasi

Tujuan dirumusan berdasarkan teks Matius 5:1-12 dengan menggunakan kata kerja operasional untuk level Kognitif, afektif dan psikomotorik. Misalnya saya merumuskan tujuan berdasarkan Matius 5:1-12 dengan rumusan:

Tujuan

Anak SM menyebutkan dan menerapkan karakter-karakter Kristen Berdasarkan Matius 5:1-12

Saya sengaja memasukan teks dalam rumusan tujuan di atas agar pemilihan materi didasarkan pada matius 5:1-12. Artinya karakter-karakter Kristiani yang hendak dipahami dan disebutkan serta diterapkan dalam diri anak SM tentu berdasakan Matius 5. Jangan melompat ke teks lain dalam Alkitab bila tidak ada korelasinya dengan karakter warga Sorgawi yang dibicarakan dalam Matius 5:1-12

Materi

1. Karakter Miskin d hadapan Allah (5:3)

2. Karakter Orang yang Berdukacita (5:4)

3. Karakter Lemah Lembut (5:5)

4. Karakter Orang yang Lapar dan Haus akan Kebenaran (5:6)

5. Karakter Murah Hati (5:7)

6. Karakter Suci Hati (5:8)

7. Karakter Pembawa Damai (5:9)

8. Karakter Orang yang dianiaya karena Kebenaran (5;10)

9. Karakter Menderita Karena Yesus Kristus (5:11)

Materi 1-9 dapat disampaikan kepada peserta SM dalam beberapa kali pertemuan


PROSES

Strategi: Berbasis Guru dan Pesera SM

Strategi ini bermaksud bahwa pelajaran SM tidak dimonopoli oleh guru SM dari awal sampai akhir pelajaran SM. Guru dapat melakukan peran sebagai pengajar dalam beberapa menit dan selanjutnya diberikan kepada peserta SM dalam interaksi kelangsungan prose pengajaran SM. Ataupun juga dikatakan dengan tegas saja bahwa strategi pengajaran yaitu berbasis peserta didik SM.

Metode.

Pemilihan metode disesuaikan dengan tujuan pelajaran yang telah dirumuskan yaitu menyebutkan dan mengaplikasikan karakter Kristiani yang diajarkan dalam Matius 5:1-12. Dengan demikian metode yang dipilih hendaknya membuat anak SM memiliki kesempatan untuk menunjukkan kemampuan menyebutkan dan menarapkan. Untuk penerapan dapat dilakukan sesuai pokok-pokok yang dibahas.

Jadi metodenya bisa bercerita dan hafalan, khususnya menghafal sejumlah karakter Kristen berdasarkan Matius 5:1-12 (Ada 9 karakter)

EVALUASI

Jika dimungkinkan sebaiknya guru membuat latihan berupa Kuiz yang bersifat online dan para peserta SM dapat mengisi secara online pula dan memberi hadiah kepada mereka yang jawabannya memiliki nilai tertinggi.

Demikian dan Semoga bermanfaat


Yonas Muanley


Post a Comment

0 Comments