Looking For Anything Specific?

Alkitab dalam Kurikulum Sekolah Minggu

Refisi 2023. Sekolah Minggu adalah salah satu bentuk pendidikan yang dilakukan di gereja. Sekolah Minggu sesuai dengan namanya dapat dikategorikan pada pendidikan formal. Mengapa demikian karena ada kata sekolah. Walaupun demikian, dilihat dari sisi historis, kemunculan Sekolah Minggu sebenarnya dalam konteks ibadah atau pelayanan Gereja.Oleh karena itu Sekolah Minggu tidak harus mendapat izin sebagaimana sekolah formal lainnya. Memang ada pro dan kontra, namun saya melihat dari sisi historisnya kemunculan Sekolah Minggu. Dengan begitu Sekolah Minggu tidak dapat dibawa ke ranah Sekolah Formal yang didalamnya ada izin pendirian sebuah sekolah formal, ada guru-guru yang memenuhi profesionalisme sebagai seorang pendidik dan hal hal lain yang berhubungan dengan kehadiran sekolah formal. Jadi, dalam artikel ini saya membahas Sekolah Minggu sebagaimana yang sudah dikenal dalam tradisi gereja.

Sekolah Minggu sebagaimana yang terjadi dalam gereja, biasanya para gurunya diambil dari mereka yang tamat SMA namun sudah mengikuti katekisasi dan Sidi di gereja. Tentu syarat ini hanya berlaku bagi gereja-gereja arus utama seperti Calvinis dan Lutheran. Namun dalam perkembangannya Sekolah Minggu dapat dilayani oleh mereka yang tamat Sekolah Tinggi Teologi yang tentunya telah dibekali dengan disiplin ilmu mengajar seperti kurikulum, Pendidikan Agama Kristen yang didalamnya ada materi strategi dan metode serta media mengajar, cara merumuskan tujuan, materi, proses dan penilaian. Tamatan yang memiliki latar belakang pendidikan seperti itu biasanya ditugaskan mengajar Sekolah Minggu disamping tugas utama menjadi pendeta  guru di Sekolah Formal seperti guru Pendidikan Agama Kristen di SD, SMP, SMA/SMK/SMTK dan juga di perguruan tinggi seperti mengajar Pendidikan Agama Kristen di Universitas. Mereka yang mengajar di Perguruan Tinggi untuk Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen harus memiliki tingkat pendidikan Magister Pendidikan Kristen (M.Pd.).

Sekarang saya masuk dalam pembicaraan tentang Alkitab dalam kurikulum Sekolah Minggu. Namun sebelum saya membahasnya, saya mesti katakan bahwa sekolah minggu tidak hanya pada usia anak-anak tetapi ada pula gereja tertentu yang menyelenggarakan sekolah minggu mulai dari usia anak-anak sampai usia lanjut. Biasanya ini ada di gereja Baptis. Saya sebut demikian karena saya pernah mendapat tugas dari dosen untuk memgadakan penelitian awal di salah satu gereja Baptis di Jatinegara dan saya menemukan kelompok Sekolah Minggu itu dibagi dalam usia-usia yang berbeda.

Kurikulum Seolah Minggu yang saya hendak sampaikan disini yaitu komponen-komponen kurikulum seperti: tujuan, materi (konten), proses (strategi, metode dan penggunaan media) serta penilaian. Bila diurutkan secara fertikal maka kurikulum Sekolah Minggu yang dimaksud dalam artikel ini yaitu:

1. Menentukan Tujuan Pelajaran dengan menggunakan kata kerja operasional untuk kognitif, afektif dan psikomotrik. Misalnya membaca kitab Kejadian 1:1-32  merumuskan tujuan sbb:

Anak SM mampu menyukuri Karya Allah

2. Penetuan Materi. Berdasarkan rumusan tujuan maka kita mencari materi yang juga diambil dari kitab Kejadian1:1-32. Misalnya


2.1. Materi 1.  Penciptaan Hari Pertama

2. 2. Materi 2. Penciptaan Hari Kedua

2.3. Materi 3. Penciptaan Hari Ketiga

2.4. Materi 4.  Penciptaan Hari Keempat 

2. 5. Materi 5. Penciptaan Hari Kelima

2.6.  Materi 6. Penciptaan Hari Keenam

2.7. Materi  7. Penciptaan Hari Ketujuh

Selanjutnya menetukan Proses yaitu:

1. Strategi Mengajar SM. Apakah berpusat pada guru atau siswa SM

2. Metode mengajar. Misalnya metode ceramah, cerita dl

3. Media. Alat  apa yang dipakai untuk menyampaikan isi pengajaran ini. Apakah menggunakan LCD, Laptop dll.

Terakhir, menentukan penilaian. Silakan pilih penilaian yang paling cocok. Tidak mungkin ada UTS dan UAS karena di sekolah minggu tidak ada. Yang bisa dilakukan yaitu mengadakan evaluasi melalui tanya jawab. Dari tanya jawab kita sudah mengerti apakah anak SM telah memahami apa yang diajarkan guru SM. Selain itu bisa mengadakan kuis online.

Untuk kuiz online, kita (guru SM) dapat mencari situs-situs yang menyediakan kuiz online secara free. Ada banyak tools yang dapat kita pilih di internet dan menggunakannya untuk mengevaluasi sampai sejauh mana anakSM memahami apa yang diajarkan guru SM.

Oleh karena itu guru SM harus sering mengikuti informasi terbaru tentang dunia IT yang dapat diaplikasikan dalam pelayanan SM.


Salam

Post a Comment

0 Comments